Dua Kata Selamat untuk Anda, Selamat Datang dan Selamat Membaca

Rabu, 21 Maret 2012

Tukang Gigi dan Permenkes 1871/2011


Dalam dunia kesehatan gigi ada beberapa jenis pekerjaan baik yang merupakan profesi maupun yang bukan profesi. Jenis pekerjaan yang merupakan profesi contohnya seperti dokter gigi, perawat gigi dan teknisi gigi. Sedangkan jenis pekerjaan yang bukan merupakan profesi dalam bidang kesehatan gigi adalah tukang gigi atau ahli gigi.
Mengapa Tukang Gigi atau Ahli Gigi bukan merupakan profesi?
      Salah satu alasannya adalah karena para tukang gigi tidak memiliki latar belakang pendidikan yang sesuai dengan standar profesi. Selain itu para tukang gigi tersebut juga tidak  memiliki surat ijin praktek. Sebagai seorang tenaga kesehatan kita wajib memiliki surat ijin praktek dan terdaftar sebagai tenaga kesehatan.
     Pada saat ini banyak orang yang beranggapan bahwa teknisi gigi sama dengan tukang gigi. Hal-hal di atas lah yang juga menjadi pembeda antara Teknisi Gigi dengan Tukang Gigi. Seorang teknisi gigi setelah lulus dari bangku perkuliahan akan mendapatkan SIP (Surat Ijin Praktek) serta terdaftar melalui lembaga institusi teknik gigi yaitu PTGI. Oleh karena itu, walaupun pekerjaan yang dilakukan hampir sama namun Teknisi Gigi lebih kuat kedudukannya di mata hukum dibandingkan dengan Tukang Gigi atau Ahli Gigi.
      Kemudian yang terjadi selama ini adalah tukang gigi melakukan praktek yang hampir sama dengan apa yang dilakukan oleh dokter gigi maupun teknisi gigi. Hal yang paling ditakutkan adalah jika para tukang gigi melakukan praktek tanpa didasari ilmu atau bekal pengetahuan maka tidak tertutup kemungkinan dapat terjadi malapraktek atau kesalahan fatal pada saat penanganan pasien. Selain itu, jumlah tukang gigi atau ahli gigi terus bertambah jumlahnya serta ada yang turun-temurun anggota keluarganya adalah tukang gigi.
      Berikut table tenaga kerja di bidang kesehatan gigi :
No. Nama PekerjaanKeteranganJumlah
1Dokter GigiProfesi22000 orang
2Perawat GigiProfesi15000 orang
3Teknisi GigiProfesi3000 orang
4Tukang GigiNon Profesi
75000 orang
      Maka untuk menangani masalah di atas, Kementrian Kesehatan beberapa kali mengeluarkan Permenkes sebagai salah satu upaya penengahan. Yang pertama “Permenkes 339/1989″ berisi tentang pembaruan izin bagi tukang gigi yang sudah ada.
      Namun dari hasil kajian dari banyak teman profesi, didapat bahwa banyak prosedur kerja tukang gigi yang menyalahi aturan. Misalnya pemasangan gigi yang di atas akar gigi itu tidak boleh, tapi banyak dilakukan oleh tukang gigi. Akar gigi kan tempat kuman, jika ditutup oleh gigi palsu, itu bisa menyebabkan kelainan, bahkan infeksi. Selain itu, banyak tukang gigi yang juga berani memasang kawat gigi (behel). Padahal itu merupakan tindakan spesialistik yang hanya boleh dilakukan oleh dokter gigi.
Padahal sesuai dengan Permenkes No. 339/1989, tukang gigi hanya berwenang untuk membuat gigi tiruan lepasan dari akrilik sebagian atau penuh dan memasang gigi tiruan lepasan. Jika kita lihat lagi sekarang Tukang gigi praktiknya sudah bermacam-macam. Sedangkan masyarakat belum tahu tentang aturan itu, masyarakat harus tahu karena ini menyangkut keselamatan pasien.
  Sebelum masalah lebih berlanjut maka muncullah “Permenkes 1871/2009″yang membatalkan surat ijin tersebut, atau tidak akan dikeluarkan surat izin baru bagi tukang gigi. Hal ini dituturkan pula oleh Direktur Bina Upaya Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan Dedi Kuswenda dalam jumpa pers di Jakarta, pada Sabtu, 17 Maret 2012
      Ia juga mengingatkan tukang gigi yang masih memiliki izin dilarang untuk melakukan praktik seperti dokter gigi. Misalnya melakukan penambalan, pemasangan behel, pencabutan gigi dan memberikan obat-obatan seperti disebutkan dalam UU No 29/2004 tentang praktik kedokteran.
     Sesuai dengan UU 29 Tahun 2004 pasal 73 ayat 2, setiap orang dilarang menggunakan alat, metode atau cara lain dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat yang menimbulkan kesan seolah-olah yang bersangkutan adalah dokter atau dokter gigi yang telah memiliki surat tanda registrasi dan atau surat izin praktik.
    Sabtu, 17 Maret 2012 18:20 WIB kemarin,  Kementerian Kesehatan menyatakan tidak akan mengeluarkan izin baru untuk tukang gigi seperti yang dinyatakan dalam “Permenkes 1871/2011″ tentang Pencabutan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 339 Tahun 1989. Sosialisasi aturan dan upaya penertiban disebut Dedi akan dilakukan oleh dinas kesehatan, baik tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.
     ”Kami tidak akan melakukan sweeping atau penertiban bagi tukang gigi, tapi mereka akan kena UU praktik kedokteran. Bukan hanya kena Permenkes, tapi melanggar UU,” papar Dedi.
Ketua Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Zaura Rina Anggraeni mengatakan keamanan merupakan pertimbangan utama bagi penertiban tukang gigi. ”Banyak efek samping dari ringan sampai berat jika memaksakan diri berobat ke tukang gigi. Selain keamanan di rongga mulut, keselamatan pasien juga terabaikan dengan tidak adanya pengendalian infeksi atau penularan penyakit,” ujar Zaura. Ia juga menegaskan bahwa praktik yang kini banyak ditawarkan tukang gigi, seperti pemasangan behel, “jacket” atau bracket” gigi membutuhkan keterampilan dan izin praktik khusus.
Pentingnya penertiban praktik tukang gigi, dikatakan Zaura, karena meskipun biaya “berobat” ke tukang gigi lebih murah daripada ke dokter gigi, tapi dampaknya bisa jadi menimbulkan masalah yang akan berbiaya tinggi.

“Kita perlu memberi edukasi ke masyarakat terutama untuk mencegah terjadinya penyakit gigi dan mulut, dan jika ada masalah untuk tidak berobat ke tukang gigi,” kata Zaura.
Sumber Wacana:
Sumber Gambar :

Selasa, 20 Maret 2012

Ke Rumah Embah



Lebaran hampir tiba, saatnya mudik bagi yang sudah rindu akan suasana kampung halamannya..

Liburanku yang sudah berbulan-bulan ini pun membuat ku lelah, liburan ala jakarta yang sudah sering kurasakan, kini saatnya merasakan suasana liburan dari madani yang berbeda. Berharap akan ada pengalaman baru yang ku dapat di sana nanti.


MUDIK...
Berbagai persiapan pun telah dilakukan dari mulai mengemasi baju sampai mengemasi ikan. (Ikan?) Yap, maklumlah adekku yang satu ini sangat sayang pada ikan cupangnya dan wajib dibawa, bila kami bepergian jauh.
Beres-beres udah, emmmm apalagi ya? Oh iya, oleh-oleh untuk embah dan saudara di desa. Semoga mereka suka, kalo ga ya harus suka. (lho?) hahaha . Rasanya sudah tidak sabar untuk bertemu mereka semua. Yah, walaupun kalo mengenang dan meresapi perjalanan normal Jakarta - Ngawi kurang lebih 16 - 18 jam, jadi lemes juga hahaha.
Mudik kali ini aku bersama mama, dan ketiga adekku, sedangkan papa akan menyusul nanti jika pekerjaannya telah usai. Maka kami terpaksa naik bus. Semangat,16 jam bentar kok! (hxhxhx)


31-08-2010
Hariku dimulai saat sahur dan tidak ada kata tidur lagi untuk hari yang satu ini. Inilah hari keberangkatan kami ke rumah embah. Walaupun sudah dari jauh hari kami mempersiapkan barang bawaan, namun tetap saja masih ada yang kurang. Setelah semua beres....hup, kami pun berangkat ke Pulll bus. Rosalia Indah bernomor seri 206, keberangkatan pukul 14.10, akan mengantar kami menuju rumah Embah.
Jalan...
Adios jakarta...
Aku hanya pergi sebentar...
Tak banyak yang dapat kami lakukan selama di bus. Hanya bercanda, ketawa-ketiwi, ngobrol, nyanyi dangdut (ikut-ikutan abang supir) bareng adek-adekku ini. Sekilas aku salut banget sama adek-adekku ini, mereka kuat berpuasa. Padahal sempat sebelumnya mereka bilang ga kuat puasa. Bagus dek, good job!


01-09-2010
Keesokkan harinya...
Pukul 05.00 kami sudah memasuki wilayah ngawi.
Sampe deh...
Eits, tapi rumah embah yang berada di desa Majasem di kaki gunung Lawu, Ngawi, Jawa Timur tidak mudah dicapai. Perlu menyewa angkutan desa (Andes) untuk sampai ke sana dari terminal tempat kami turun dari bus tadi. Terminal - Rumah Embah pun menambah waktu perjalanan 1 jam lagi.
Satu jam di angkutan desa ini pun begitu saya nikmati. Mengamati keadaan sekitar mulai dari hamparan hijau nan asri hingga hiruk-pikuk warga di kala pagi. Ada yang bekerja di sawah, berangkat sekolah, berjualan di pasar dadakkan, menyapu halaman rumah, menjemur padi, jagung, kayu bakar, serta daun-daunan untuk pakan ternak. Begitu sibuk padahal matahari baru terbit.  Bernafas pun jadi bagian yang penuh saya syukuri. Tidak seperti di Jakarta, saya bernafas irit-irit karena polusi dimana-mana. Di desa ini saya bisa bernafas bebas tanpa resistor yang biasa saya temui, menghirup segarnya udara pegunungan yang dingin seolah mencuci otak saya hahaha, berlebihan ya? Namun, kaget juga, saat pukul 05.00 tadi masih gelap, tapi pukul 05.30 matahari sudah seterang pukul 07.00 di jakarta. Wow, fajar begitu cepat menyingsing dan hilanglah kesempatan ibadah wajib pagi ini.

Pukul 06.00, akhirnya sampai di tanah kelahiran mama, di rumah embah. Embah yang melihat kedatangan kami pun serentak jatuh dalam lembah keharuan. Mungkin karena embah sudah hampir setahun ini hidup sendiri semenjak kepergian embah yang satu lagi (alm. suaminya). Sejak itu, terkadang ia ditemani oleh keponakannya yang umurnya tak jauh beda dengan adikku.
Setelah temu kangen yang cukup singkat tadi, mandi ah...
Keluarin baju ganti, handuk, alat mandi dari tas sambil lemes-lemes capek...
Jalan ke kamar mandi, mata masih ngantuk...
Tutup pintu pelan,
Buka baju sambil nguap,
Ngegayung air nyantai,
Nyiram tanpa pikir panjang...
Weddehh sambil loncat-loncat kedinginan...
Dingin amat airnya...
Parah nampol banget dinginya, ampe melek gini...
Langsung semangat 100% tanpa ngantuk atau lemes lagi...
Air di rumah embah ternyata berasal langsung dari sumber mata air gunung lawu ini. Pantas saja, dinginnya hampir mengalahkan kulkas di rumah. hahaha. Sehabis mandi, aku bermain dengan kambingnya embah. Kambing? Habis, semua orang sibuk, tidak ada yang mengajak ku bermain atau ngobrol minimal. Adek-adekku pun sudah kembali bertemu dengan teman-teman sepermainannya. Sedangkan aku? Kakak sepupu atau tetangga yang biasanya ngajak aku main selama liburan di desa juga ga ada. Entah mereka kemana? Semuanya sibuk dengan urusan masing-masing. Maka sekarang pun aku sibuk dengan kambing-kambing ini. hxhxhx

Sinar matahari makin menyengat
Tanda hari makin siang
Udara dingin bertahan ketat
Tak mau kalah bersaing
Sehingga atmosfer di desa ini pun 50:50. Walau udaranya dingin dan sejuk, matahari tetap bersinar terik. Fenomena alam inilah yang menyebabkan warna kulit kita menjadi cepat hitam dan saya semakin menghitam seiring waktu.
Adzan dzuhur pukul 12.30.
Adzan ashar pukul 16.30.
Siang terasa begitu lama, padahal baru sehari di sini tapi aku merasa sudah lama, mungkin karena aku sendiri tak kerasan (betah).

Desa ini sepi sekali, hampir tidak ada anak yang seumuran aku. Hanya ada orang tua dan anak-anak kecil. Sedangkan para remajanya disinyalir sedang merantau / mengadu nasib di kota-kota besar, seperti Jakarta. Dan beberapa remaja wanita seumuran aku (baru lulus SMA atau belum) sudah berkeluarga dan memiliki anak. Sehingga mereka pun terjebak kesibukan dan tak bisa aku ajak main hxhxhx. Belum lagi masalah bahasa. Aku tidak begitu mahir berbahasa jawa. Bila ada yang berbicara, aku mengerti tapi belum bisa menjawab. Sayangnya jika aku menjawab dengan bahasa Indonesia, tidak semua mengerti apa maksudku. Termasuk embah juga tidak bisa berbahasa Indonesia, sehingga mama harus menjabat sebagai translater sejatiku. Oleh sebab itu, aku hanya bisa berkomunikasi dengan anak sekolah, sebab mereka belajar bahasa Indonesia di sekolahnya.

Hari pertama di rumah embah ini banyak cerita.
Sore hari pun tiba...
Pukul 17.30 saatnya berbuka...
Lebih cepat dari Jakarta, dan bisa santai-santai dulu sebelum kita bersama menuju langgar (masjid kecil) untuk shalat tarawih.
Adzan isya pukul 19.00.
Mari kita shalat !
Tarawih di desa ini dilaksanakan 23 rakaat, 20 rakaat tarawih dan 3 rakaat witir. Pelaksanaanya sendiri sama seperti shalat tarawih biasanya, 2 rakaat salam dan begitu seterusnya. Yang berbeda adalah speed (kecepatan) nya. Semua bacaannya dilafalkan cepat semua atau kalau bahasa jawanya "di boco banter kabeh." Ga ada lagi kata 'alon-alon' di sini hahaha.

Akan saya coba praktekkan...
•    Niat
•    Allahu Akbar
•    Al fatihah (dalam 1 nafas)
•    Surat pendek (dalam 1 nafas juga)
•    Allahu Akbar (ruku*)
•    Sami Allahuliman hamiddah (iktidal*)
•    Allahu akbar (sujud*)
•    Allahu akbar (duduk di antara 2 sujud*)
•    Allahu akbar (sujud*)
yang bertanda * tanpa bacaan.
Begitu seterusnya hingga selesai. Kurang dari 1 jam untuk 23 rakaat selesai wow..
Benar-benar cepat hingga aku dan mama kewalahan mengikutinya. Sempat terlintas dipikiranku apakah tidak ada orang tua yang encok-encok / pegel-pegel ya? Padahal kebanyakkan jemaahnya adalah kakek-nenek yang sudah berusia lanjut. Namun, mereka semua tidak ada yang mengeluh, malah semangat sekali dalam mengerjakannya. Sungguh luar biasa kemurahan Allah bagi mereka yang mau beribadah.

Kebiasaan warga desa ini setelah shalat tarawih adalah menyanyikan lagu pujian untuk Allah SWT dan Rasul Allah, Nabi Muhammad SAW. Lagu pujian tersebut berlirik bahasa jawa dan berirama khas jawa. Selanjutnya ada pembagian makanan ringan, yang sepertinya berasal dari sumbangan warga-warga sekitar. Benar-benar indah kebersamaan di desa ini.
Pulang pergi tarawih benar-benar mencekam.  Bagaimana tidak, penerangan di desa ini masih kurang sekali. Jalan raya yang gelap gulita, hanya dibantu oleh lampu rumah warga yang rasanya masih kurang, karena rumah-rumah di desa ini kebanyakkan agak menjorok ke dalam, sehingga sinar lampunya tak mampu menerangi jalan. Dan setiap rumah mungkin hanya menghidupkan 1-2 lampu saja. Gelap!
Pukul 20.00 sampai di rumah embah. Suasana sekitar sudah sepi, tak ada orang yang berkeliaran, suara bisingan motor hampir tak ada. Lampu-lampu sekitar pun sudah meredup.
Pukul 21.00 benar-benar senyap. Tanpa sadar semuanya telah tersapu indahnya alam mimpi kecuali aku yang masih asik menulis. Aku yang biasanya tidur lewat dari pukul 00.00 harus tidur seawal ini. Tapi mau bagaimana lagi? Akhirnya aku pun ikut tersapu dalam kesenyapan angin malam.










Ialah

Kembali ku ingat sentuhan hangat kasih sayangnya. Ia sesosok pria penuh prinsip yang tak henti-hentinya menyayangiku sepenuh hati, sepenuh jiwa raganya. Ia lah satu-satunya pria yang seumur hidupku hanya akan ada satu, dan takkan terganti dengan apapun yang berharga di dunia ini. Sosok pria ini tak mungkin dapat ku ingkari bahwa ia akan terus ada di dalam hatiku hingga aku sampai ke surga nanti, amin. 

Kebaikan, ketulusanya semata hanya untukku. Kelelahan, kepenatannya hanya demi memenuhi pintaku, inginku. Aku tahu itu semua walaupun tak pernah dia tampakkan dihadapanku keluh kesahnya. Begitu banyak yang telah ia berikan padaku, cinta, kasih sayang, perhatiannya, nasihatnya, dan bahkan marahnya. Sungguh tak terhitung dan sungguh membuatku merasa malu bila ku ingat aku pernah membantahnya. Semua yang ia lakukan semata hanya untuk menjadikan diriku sosok yang lebih baik darinya dan berharap aku akan selalu bahagia. Aku pun yakin, tak ada kata ragu baginya untuk menyelamatkan ku bila suatu saat nanti jiwaku dalam keadaan terancam. Karena aku yakin pria ini sangat menyayangiku.
Ialah ayahku….. 

Semasa Putih Abu-Abu


Pagi ini cerah sekali secerah diriku yang akan kembali menantang sang hari. Kembali ku langkahkan kaki pemberian Yang Maha Kuasa ini dengan penuh semangat. Setelah berpamitan pun segera ku bergegas berangkat ke sekolah. Sepeda ku kayuh santai, tak mau ku melewatkan indahnya pagi ini. Tak lupa ku lukiskan senyuman, menyapa orang-orang yang kukenal. Sesampainya di gerbang sekolah, ku sapa pak satpam dengan begitu semangat, “Bapak!!!”. Yah cukup itu, tapi ku lakukan setiap hari walaupun aku tahu sapaan disetiap pagi dan sore itu takkan cukup membalas budinya. Mengingat banyaknya kebaikan hati pak satpam kepadaku, dan setiap dukungan yang diberinya. Setelah melewati gerbang, ku parkirkan sepeda kesayanganku di tempat khusus. Khusus? Yap, karena hanya para guru dan staff yang boleh parkir di sini. Spesial parking for bike rider. hahaha
Kulepas helm, ku ganti celana olahragaku dengan si rok abu-abu. Dalam keadaan yang masih repot merapikan si putih abu-abu ku terus berjalan sambil terus menjawab setiap sapaan yang datang dari segala penjuru di perjalanan menuju kelasku di lantai 3. Repot, tapi itulah kebiasaanku. Sesampai di kelas, ku ketuk pintu pelan dan ku ucap salam. Tak jarang atau mungkin bisa dibilang sering ku dapatkan kawan-kawanku sedang menjadi pembajak legal menurut kami hahaha. Buru-buru menyalin atau mengerjakan tugas sebelum jam pelajaran dimulai, itulah kebiasaan yang kini ku rindukan. Kebersamaannya itu lho yang ga akan terlupa.
KELAS IPA 2 / Alam 2… Bel berbunyi, tanda masuk kelas. Berikut ada 2 versi:
Yang pertama, bila guru hadir..
Seperti biasa kelasku begitu ramai, tak jarang membuat para guru mengeluh dan mungkin marah akibat tingkah laku kami. Setiap hari ada saja celetukan lucu pengocok perut yang terlontar tak sengaja, menambah serunya kebersamaan kami. Jarang di antara kami yang membolos atau madol dari kelas saat pelajaran berlangsung. Rata-rata bersikap taat aturan, walaupun tidak semua. Selain itu, setiap personil kelas memiliki keunikan dan kehebatan masing-masing di bidangnya. Yang kemudian dapat kami padukan menjadi suatu kesatuan klop, dan bahkan dapat menjadi mesin pencetak uang pada beberapa perlombaan yang diadakan oleh sekolah, yang berhasil kami menangkan.
Ada banyak perlombaan yang telah kami lalui bersama seperti, membuat poster kelas, basket, bola tangan, voli, futsal, vokal grup kelas, bahkan cerdas cermat dll. Masih ku ingat, disaat kita mewarnai poster bersama hingga menjadi team cheers Alam 2. Sungguh bangga aku pada kalian, kawan-kawan sekelasku.
Versi yang kedua…
Kami sering sekali menyihir ruang kelas menjadi bioskop dadakkan saat guru tak berkenan hadir memberi materi. Dengan memanfaatkan Proyektor dan Laptop yang menjadi inventaris kelas, kami memutar VCD film. Setiap film yang diputar sudah merupakan hasil persetujuan bersama. Lampu kami matikan, korden dan jendela kami tutup rapat, volume AC kelas kami stel menjadi seperti di bioskop dan sentuhan akhir yaitu, klik play pada laptop. Film pun dimulai. Lumayan ga usah repot-repot ke bioskop haha. Kalau tak ada film, biasanya kami madol ke kantin atau duduk di pinggir koridor kelas. Lebih sering duduk-duduk dikantin sambil ngobrol dan jajan pastinya. Jika ada guru piket yang lewat, kami pun.. Hal lain yang kami lakukan bila tak ada guru, adalah bernyanyi di dalam kelas bersama. Hingga membuat kelas-kelas lain iri akan kebersamaan dan kekompakkan kelas kita.
Ingin ku pekikkan lagi seruan khas kelas kita, “Cerdas Ceria!!!” yang selalu dapat membangkit semangat saat kita berlomba.
Dua tahun kebersamaan yang sungguh kini ku rindukan. Saat-saat kita berkumpul bersama termasuk saat perpisahan di Bali-Balian (haha), buka puasa bersama, bernyanyi bersama, berfoto, foto buku tahunan, belajar untuk UAN bersama, olahraga, shalat jamaah, nonton VCD, dimarahin bareng, kadang dateng telat bareng dan lain-lain.
ORGANISASI…
Aku semasa putih abu-abu pun juga memilih untuk terlibat dalam suatu organisasi sekolah serta tiga ekstrakulikuler. Awalnya hanya 1 ekskul yang kujalani, namun karena kedua teman baikku yang dua-duanya ketua ekskul aku pun direkrut menjadi anggota hehe.
Maka tak dapat dipungkiri bila aku sering terlihat sibuk. Banyak sekali kegiatan yang telah aku dan kawan-kawan lalui. Dimulai menjadi peserta hingga akhirnya menjadi panitia. MOS, GOE, Seleksi OSIS, LDKS, Pelantikan Ekskul, Pemilihan Ketua OSiS, Buka Puasa, Sepedaan Bareng (Goes 47), Class Meeting, 17 Agustusan, Jambore Siswa (Jamsis), HUT 47, Reuni Akbar, 47 CUP, Sidang Lokakarya, Sidang Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ), dan Serah terima Jabatan yang menjadi akhir kepemimpinan angkatan kami. Begitu panjang rangkaian acara itu, namun terasa singkat karna kerinduan akan acara-acara tersebut. Melalui OSIS dan ekskul, kudapat teman-teman lebih banyak lagi di luar kelas. Hingga akhirnya aku menyadari, bahwa aku telah mengenal dan telah bersama ke 317 orang teman seperjuangan, Angkatan 2010. Juga kakak dan adik kelas semasa putih abu-abu…
Selain itu ada acara yang mendukung kelulusan kita semua, yaitu Qiamul lail, Tranning oleh Alumni, juga Briefing Motivation yang semuanya diadakan oleh guru favorit, kesayangan dan yang paling peduli sama kita.
Semuanya berhasil kita lalui hingga kita bisa lulus 100% pada akhirnya.
AKHIRNYA…
Sayang semua itu hanya dapat ku nikmati selama 3 tahun saja. Kebersamaan kita pun akhirnya ditutup dengan acara Wisuda dan Prom Night yang tak terlupakan karna mungkin jadi akhir pertemuan kita. Kini masing-masing dari kita telah berada pada jalan terbaik yang telah ditentukan sang Ilahi. Aku pun begitu bangga dan bersyukur dapat merasakan hari-hari bersama kalian semua. Terima kasih ku ucapkan pada kalian semua yang telah mengisi hari-hariku selama 3 tahun, baik suka maupun duka. Entah kapan kita kan berjumpa lagi untuk sekedar melepas rindu kawan?… 



26 April 2010
from ceritaloresti.blogspot.com

Sekolah Dasar

Perjalanan pulang yang baru saja ku akhiri tadi ternyata sempat membangkitkan kenangan semasa SD. Berjalan memasuki permukiman warga yang tampak damai dari luar kulewati sebuah sekolah dasar yang nyatanya bukan SD tempatku menimbah ilmu dulu, kudengar seorang guru sedang asik menerangkan pelajaran kepada anak-anak muridnya. Guru itu menjelaskan secara mendetail akan setiap topik yang ia terangkan. penjelasannya disusul oleh setiap tanya tak mengerti dari sang murid dengan bahasanya yang lugu tak bersalah. Bangkitlah senyum dari wajah sang guru dan kembali ia bantu sang murid untuk mengerti. Dari detik itu aku teringat SD lah tempat ku belajar hal-hal dasar yang kini dibahas lebih luas di SMP atau di SMA, tempat dimana aku tak mengerti menjadi mengerti. Di sanalah pertama kalinya aku belajar memahami berbagai hal, yaitu : hitung campuran, belajar bersosialisasi (PPKN), belajar mengenai hewan, tumbuhan, kesenian daerah, sejarah kemerdekaan negara dan masih banyak lagi. Kuingat juga pesan guru-guruku waktu itu sebelum aku melepas sekolah itu dari keseharianku, saat aku harus meninggalkannya, meninggalkan teman-teman kecilku dan mencari pengembangan ilmu di tempat lain. ke-64 temanku pun sudah menyebar di berbagai sekolah di negara ini. Entah kapan kan kembali kami berkumpul, menceritakan akan hal apa saja yang telah kami capai selepas dari tempat yang kusebut itu Rumah Belajar. Ada bapak guru, ada ibu guru serta ke-64 anak didiknya. Andai perjalanan tadi mengantarkanku ke tempat dulu aku belajar selama enam tahun. Mungkin akan lebih banyak memori yang terbisik di kepalaku. Akan ku hampiri guruku, temanku, sekolahku,…



from ceritaloresti.blogspot.com
9 Maret 2011

Gagal VS Berhasil


Menyikapi kisah seorang adik,,
Ada ribuan lawan kata dalam hidup ini, satu diantaranya adalah gagal dan berhasil..
Inilah hal-hal yang mengganggu kehidupan banyak orang terutama para pelajar belakangan ini. Kegagalan adalah hal yang menyakitkan. Namun lebih menyakitkan, bila melihat semua orang di sekitar kita menyorakkan keberhasilannya disaat kita gagal. Tapi apakah kita juga akan sakit bila melihat ada teman kita yang gagal? Sampai batas mana kita dapat membantunya untuk bangkit kembali menghadapi kebimbangan dan ketakutannya akan kegagalan yang kedua kalinya?
Sebaliknya, keberhasilan seperti layaknya mendapat surga dunia. Memetik nikmat terhadap apa yang telah dilakukan. Sungguh keberhasilan tak datang dengan sendirinya butuh usaha, kerja keras, doa dan yg terakhir ridho Allah SWT termasuk kedua Orang Tua kita.
Gagal sekali bukan berarti mati, tp harus hidup lg. Hidup untuk berjuang, mati untuk bungkam.
Tak disadari, keberhasilan kerap menjadi kunci gerbang kesombongan hingga kemunafikan.
Sebaliknya gagal memang bisa menjadi suatu awal keputusasaan dalam hidup. Tapi gagal, juga dapat menjadi guru kerendahan hati, sabar, qona’ah, serta ikhlas.
Bukan berarti tidak boleh berhasil, hanya saja perlu iman yang kuat untuk tetap rendah hati saat keberhasilan menyinari diri.
Mungkin gagal yang kita hadapi saat ini merupakan teguran dari sang pencipta untuk merubah perilaku dan sikap kita yang kurang baik di matanya.
Bila gagal mari ikhlaskan, minta doa dan dukungan dri orang tua serta teman-teman. Kemudian tawakal (berusaha kemudian berdoa) menjadi langkah selanjutnya yang di awali dengan koreksi pada diri sendiri.
Semoga kegagalan saat ini, memberi awal keberhasilan di hari nanti. 



from ceritaloresti.blogspot.com
9 Maret 2011

Cerita Si Penganggur


Pengangguran, inilah aku sekarang. Pengangguran karena menunggu hari masuknya perkuliahan.
Begini ceritanya….
Terhitung sejak 26 April 2010, status SMA ku sudah tertanggalkan dan itulah awal dari liburan panjang ini. hahahaha 
Libur? Tapi masih belum bagi aku yang belum terdaftar sebagai mahasiswa di universitas manapun. Setelah sempat sebelumnya aku melepaskan PMDK UNIBRAW yang sebenarnya sangat aku minati karena banyak alasan dari berbagai pihak. Maka masa-masa inilah yang membuat aku benar-benar dilanda kebinggungan besar, ketakutan akan kesalahan diri dalam memilih jalan untuk mencapai masa depan.
Liburan ini pun terisi dengan belajar, les, registrasi test masuk, bayar test masuk, ujian masuk, melihat pengumuman dan beberapa kali kecewa. Hingga tak sadar kadang aku berjalan bagai zombie, terluntang-lantung mencari apa yang diinginkan tapi tak tahu tujuan sebenarnya apa, hanya sekedar memuaskan rasa penasaran dan nafsu dari kata ‘ingin’ tersebut.
Motto saya di masa gundah itu hanya “Ikhtiar dan Tawakal Nomor Satu”. Yang mana setelah berusaha dan mencoba, saya hanya menunggu dengan berdoa, memohon diberikan hasil yang terbaik. Terbaik untuk diri sendiri dan terbaik bagi orang-orang di sekitar saya. Menunggu di manakah Allah akan menempatkan saya selanjutnya. Kemudian sepenuh hati berusaha percaya bahwa apapun yang telah Allah rencanakan untuk saya, itulah yang terbaik dan menjalaninya dengan sebaik mungkin, insya Allah. Doakan saja. Amin!
Kemudian…..
April jadi Mei.
Mei pun jadi Juni.
Juni akhirnya juga jadi Juli.
Hingga tibalah Agustus….
Tanggal 2 Agustus, Pra-Ospek broo….
Akhirnya jadi mahasiswi juga saya hahaha
Mahasiswi Teknik Gigi’010 Poltekkes Departemen Kesehatan Jakarta II…
Inilah jawaban Sang Maha Besar untuk saya…
Alhamdulillah…
Namun ternyata, setelah ospek saya kembali jadi pengangguran sesaat lagi karena satu dan lain hal. Maka perkuliahan baru dapat dimulai setelah lebaran yaitu, 20 September 2010. Lama juga ya?
Dengan ini, akhirnya impian saya untuk bisa kuliah di salah satu universitas negeri impian orang banyak sirna sudah untuk saat ini. Mungkin Allah punya rencana lain untuk saya. Mungkin suatu saat nanti saya punya kesempatan untuk melanjutkan jenjang pendidikan di universitas impian segala umat itu lagi hahahaaa.
Terbesit dalam benak, kegagalan-kegagalan ini menyadarkan saya, bahwa tak mudah mengejar impian tapi kegagalan-kegagalan ini tak akan menyurutkan semangat saya. hahaha
Adios
Terima kasih


Oktober 2010

Menanti Kereta Senja

senja...
terduduk diri termenung
terhasut letih dan jenuh
menanti sang laksana yang tak kunjung tiba

langit memudar
bercak orange lembut mencuat
mendominasi atap bumi
di saat sosok kuning sang surya mulai pergi
indah, begitu indah
menghibur hati, bangkitkan senyum
mendamaikan hati setiap insan penikmatnya

Oh sang surya...
janganlah cepat kau berlalu
tetap temani diri yang tak berkawan ini
yang mulai diselimuti kejenuhan

jenuh..
jenuh karna yang ditunggu tak kunjung datang
sedang hati begitu rindu akan Ayah dan Bunda

kemana kau sang laksana
kereta yang biasa mengantarku
membawaku ke tempat insan-insan yang ku rindu.. 





sebuah karya yang didedikasikan untuk sahabat..


pindahan dari ceritaloresti.blogspot.com
13 Februari 2011

Lonceng

Krincing....krincing
Suara iringan lari kaki kecil itu
Seorang balita yang tak ku kenal
Melintas ceria di hadapku

Gemercik loncengnya memaku langkahku
Seolah menghantarku pada kebisuan sesaat
Terdiam, merinding diri mendengarnya

Merdunya menyeretku jauh
Pada kenangan indah tak terlupa
Memory penuh bahagia ingatku

Saat itu...
Saat aku hanya bersenjatakan tangis
Saat aku memancing kasih dengan tawa
Saat aku belum mengerti dunia
Saat aku dibanjiri kasih sayang

Suara itu, penghantar lelapku
Bila sedang enggan aku menutup mata
Atau bila tangisku tak terbelenggu
Selalu lonceng itu penenangku
Juga selalu ayah dan bunda yang memerciknya
Tanpa lelah
Hanya mengharap satu pamrih
Tawaku atau tenangku

Iringan belaian lembut..
Kecupan tulus itu...
Serta senandung ayah bundaku
Kini kembali hangat ku ingat

Aku buah hati pertama kalian
Tengah tumbuh menuju dewasa
Merasa puas akan semua kasih kalian
Walau terkadang masih ku rindu juga
Kasih sayang kalian yang dulu pernah ku rasa

Semua kasih yang ku rasa dulu
Tak dapat ku paparkan seluruhnya
Lautan kasih berombak cinta kalian
Hari ini pun terkuak kembali manisnya
Berkat lonceng si kaki kecil tadi... 





pindah dari ceritaloresti.blogspot.com
17 Februari 2011